Israel dan Hizbullah Setuju Gencatan Senjata, Kok bisa?
Delik28 – Perang di Lebanon terjadi dengan pertukaran tembakan lintas- perbatasan yang diprakarsai oleh Hizbullah dalam mendukung Hamaz pada perang melawan Israel di Gaza Palestina.
Setelah berperang selama lebih kurang 14 bulan, kabinet keamanan Israel diperkirakan akan memberikan lampu hijau pada kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon dengan ditengahi oleh Amerika Serikat dan Prancis sebagai sekutu utama Israel.
Menurut beberapa pengamat militer, Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata karena melemahnya kekuatan Israel di beberapa sektor seperti sektor militer Israel mengalami kerugian militer yg sangat parah dan menghadapi masalah dalam semua aspek pelaksanan perang.
Di tambah Amerika sebagai sekutu utama Israel tidak selalu dapat menyediakan segalanya karena suplai senjata Amerika ke Ukraina membuat produsen senjata menuntut harga yang sangat tinggi.
Di sektor ekonomi penyerangan kelompok Hauti (Yaman) terhadap kapal – kapal dagang yang terafiliasi dengan Israel membuat ekonomi Israel melemah. Kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel ditekan kelompok Hauti untuk tidak melewati Laut Merah (Selat El Mandeb), mengakibatkan kapal – kapal tersebut terpaksa berputar mengelilingi Afrika menuju laut Mediterania dan Pelabuhan Eliat (Israel). Sedangkan mengubah navigasi maritim akan menaikkan harga produk import sekitar 3% dan hal ini akan menambah beban finansial bagi Israel hingga miliaran dolar Amerika. Melemahnya kekuatan ekonomi dan militer Israel membuat pemerintah Israel mempertimbangkan gencatan senjata dengan Hizbullah (Lebanon).
Kesepakatan gencatan senjata tersebut akan membuka jalan bagi kedua belah pihak untuk menghentikan serangan yang telah menewaskan ribuan orang dan mengancam meningkatkan permusuhan di seluruh wilayah. Namun di saat laporan gencatan senjata berlangsung Israel tetap menyerang Lebanon dengan beberapa serangan udara menghantam Beirut pada hari Senin dan Selasa (25-26 /11/24).
Pesawat tempur Israel menyerang pinggiran selatan Beirut dengan gelombang serangan udara menghancurkan wilayah yang merupakan benteng Hizbullah. Militer Israel mengatakan satu rentetan serangan telah mengenai 20 target di kota itu hanya dalam 120 detik.
Mengutip dari Kantor Berita Nasional Kementrian Kesehatan libanon melaporkan tujuh orang tewas dan 37 orang terluka dalam serangan Israel terhadap sebuah gedung penampungan para pengungsi di Beirut.
“Serangan Israel di wilayah Nweiri di Beirut menghancurkan bangunan empat lantai tempat menampung orang-orang terlantar,” ungkap badan resmi Lebanon.
Kementrian Kesehatan Lebanon juga mengatakan, serangan Israel sebelumnya juga menewaskan sedikitnya 31 orang. (Varel)