Delik28 – Di tengah gempuran perkembangan jaman yang semakin maju dan katanya modern, dan ditengah gempuran kontra pendapat yang mengatakan bid’ah, tradisi masyarkat berupa peringatan hari besar umat Islam di bulan Rajab yang dikenal dengan Rajaban, yaitu memperingati perjalanan (irso’ mi’roj) Nabi Muhammad SAW menuju Sidrotul Muntaha untuk menerima perintah sholat 5 waktu, dimana sholat 5 waktu adalah satu-satunya perintah yang disampaikan langsung dari Alloh kepada Nabi SAW dan tidak melalui Malaikat sebagaimana perintah lainnya.
Mungkin karena kekaguman inilah, masyarakat dan Pemuka Agama masih terus mengenang kecintaan Alloh pada Nabi akhir Zaman yang menjadi rahmatan lil”alamin. Dimana kita juga tahu, tidak ada dalam sejarah Nabi ataupun Rasul yang diundang langsung untuk menemuiNya di Sidrotul Muntaha, sebuah tempat di atas langit ke 7 sebagai batas mahluk tidak dapat melewatinya (kecuali atas izin Alloh SWT).
Peringatan Rajaban di Kampung Parung Aleng masih terus dipelihara dan diperingati sebagaimana oleh umat muslim yang tinggal di pedesaan dan perkotaan. Rajaban biasanya diisi dengan tausiah penceramah dari dalam dan luar kampung dengan selalu meriah dihadiri oleh ratusan warga sekitar maupun tamu undangan, Rabu (22/01/2024).
“Tiap tahun peringatan Rajaban dilaksanakan di Parung Aleng. Sebagai warga saya sangat senang dengan masih adanya kegiatan ini yang setiap tahun rutin diadakan. Selain memperingati juga sebagai sarana menimba ilmu dari para penceramah, dan kehadiran kita juga kegiatan Panitia semua adalah murni sebagai bentuk kecintaan kita pada Nabi SAW yng juga dicintai oleh Alloh SWT. Jika Alloh saja mencintai dengan caraNya, kenapa tidak kita juga mencintai dengan cara kita seperti peringatan Rajaban ini,” ujar Peloy(45) warga Parung Aleng ditemui di lokasi.
Peringatan rajaban dihadiri oleh ratusan warga Parung Aleng, perwakilan dari Pemdes, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Alim Ulama setempat, okoh masyarakat yang memadati tempat dilangsungkannya acara.
“Walaupin ramai dihadiri warga, kegiatan berjalan kondusif dan aman. Peringatan Rajaban merupakan tradisi yang harus terus dijaga, jangan sampai tergerus oleh perkembangan jaman, remaja dan anak-anak kita sebagai generasi penerus hendaknya ikut menghadiri Rajaban karena banyak pesan moral yang disampaikan oleh para penceramah,” pungkas Babinsa Cikeas, Kopka Aris Sugiarto. (AJH/Editor : DidiS)