Delik28 – Perang saudara yang dimulai pada bulan Maret 2011 dilatar belakangi oleh peristiwa Kebangkitan Dunia Arab (Arab Spring) yaitu sebutan yang diberikan terkait aksi demonstrasi dan perlawanan rakyat Timur Tengah dan Afrika Utara terhadap rezim diktator yang berkuasa di kawasan Timur Tengah, hingga Suriahpun tak luput dari aksi protes tersebut.
Ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan presiden Suriah Bashar al-Assad yang telah berkuasa selama lebih kurang 11 tahun memicu protes skala besar dan unjuk rasa pro demokrasi di seluruh Suriah, namun demonstrasi tersebut ditanggapi secara keras oleh presiden Bashar al-Assad.
Setelah berbulan- bulan tindakan keras dilakukan oleh aparat keamanan pemerintah yang menyebabkan beberapa orang di tangkap dan terbunuh, hingga lahirlah berbagai kelompok perlawan bersenjata yang didukung oleh negara negara besar seperti Amerika, Israel dan Turki.
Beberapa pengamat mengatakan atau melabelinya sebagai Perang Proxy yang dilancarkan oleh negara negara besar regional di Suriah.
Revolusi Suriah pun berubah menjadi pemberontakan karena banyaknya muncul milisi-milisi perlawanan di seluruh Suriah, bahkan semakin memburuk menjadi perang saudara pada tahun 2012, hingga kelompok oposisi suriah membentuk tentara pembebasan Suriah dan menguasai daerah sekitar Aleppo dan bagian selatan Suriah.
Seiring waktu, fraksi dari oposisi Suriah terpecah karena perbedaan pemahaman dalam menentukan visi dan misi dalam perjuangan pergerakan. Seperti kelompok Front Al- Nusra dan Negara Islam Irak Suriah (ISIL) yang semula memilih langkah politik moderat berubah arah untuk mengejar visi Islam dalam pergerakannya.
Februari 2016 pemerintah menguasai 40% Suriah, ISIL menguasai sekitar 20-40;%, kelompok pemberontakan arab (front al-Nusra) 20% dan Pasukan Demokratik Suriah 15-20%.
Perlahan tapi pasti atas bantuan sekutu utama Suriah yaitu Iran dan Rusia, pemerintah Bashar al-Assad merebut kembali sebagian besar wilayah Suriah dan melemahkan kekuatan pemberontakan. Tetapi beberapa area signifikan tetap berada di luar kendalinya dan kesepakatan gencatan senjata pun terjadi di tahun 2020.
Setelah beberapa tahun gencatan senjata, pada tanggal 27 november 2024, rezim Bashar al-Assad dan sebagian dunia dikejutkan dengan serangan mendadak koalisi kelompok oposisi suriah yang dipimpin Hay’at Tahrir al-sham (HTS) terhadap pasukan Tentara Arab Suriah (SAA) yang pro pemerintah di kota allepo dan Idlib suriah.
Pada tanggal 29 November 2024 kelompok oposisi berhasil merebut sebagian besar kota di tengah runtuhnya pasukan pro-pemerintah dan pertempuran pun masih berlangsung sampai berita ini di terbitkan. (Varel).