Delik28 – Perseteruan antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak 24 februari 2022 lalu dan belum ada tanda-tanda penyelesaian, kini tensi peperangan justru eskalasinya semakin memanas dengan keikutsertaan Korea Utara yang menerjunkan 8 ribu Tentara terlibat untuk membantu Rusia pada perang tersebut.
“Sebanyak 8000 tentara Korea utara berada di Wilayah Kusrk, tempat pasukan Ukraina melintasi perbatasan ke Rusia dalam serangan mendadak pada Agustus silam. Dia memperkirakan bahwa mereka akan bertempur melawan Ukraina dalam beberapa hari mendatang,” ungkap Mentri Luar Negri (Menlu) AS, Antony Blinken, Kamis (31/10/24).
Pada hari berikutnya, Jumat tanggal 1 November 2024, Menlu Rusia, Sergey Lavrof bertemu dengan Menlu Korea Utara, Choe Son Hui di Moskow megatakan Korea Utara akan mendukung Rusia hingga mencapai kemenangan di Ukraina.
Choe juga menuduh America dan Korea Selatan merencanakan serangan nuklir terhadap negaranya, “Hubungan persahabatan kami telah teruji oleh sejarah, saat ini sedang meningkat ke tingkat baru hubungan persahabatan militer yang tak terkalahkan,” katanya memuji peran yg dimainkan oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan presiden Rusia, Vladimir Putin.
Iya mengatakan Korea Utara tidak ragu bahwa dibawah kepemimpinan bijaksana Putin, tentara dan rakyat Rusia akan meraih kemenangan besar dalam perjuangan suci mereka untuk melindungi hak kedaulatan dan kepentingan keamanan negara.
“Dan kami juga memastikan bahwa hingga hari kemenangan, kami akan berdiri teguh disamping rekan kami dari Rusia,” kata Choe.
Sementara itu, Menlu Rusia, Sergey Lavrov berbicara tentang hubungan militer yang sangat dekat antara kedua negara, mengatakan hal ini memungkinkan mereka untuk menyelesaikan tugas keamanan penting bersama-sama.
Kedua Menlu tersebut tampaknya tidak menanggapi pernyataan Amerika, Ukraina, Korea Selatan dan sekutunya tentang pengerahan ribuan tentara Korea Utara ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina. (Nanda)